Tangerang (ANTARA News) - Sungai Cisadane yang melintasi
Serpong hingga Kota Tangerang, Banten, selama beberapa hari terakhir keruh dan
berwarna kecoklatan akibat kerusakan di kawasan hulu.
"Saya kira kekeruhan air sungai itu diduga kerusakan di daerah hulu juga adanya penambangan pasir," kata Sudirman, seorang pencinta lingkungan Kota Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini kondisi air Cisadane tidak layak untuk dikonsumsi karena tingkat kekeruhan cukup parah.
Apabila dikonsumsi untuk keperluan memasak tentu harus dilakukan pengedapan agar kondisi air jernih dan bersih.
Selama ini, kata dia, sungai Cisadane berwarna coklat karena partikel tanah semakin tinggi akibat rusaknya daerah hulu sungai.
Kekeruhan air sungai itu tentu sangat memprihatinkan, sehingga perlu adanya penghijauan di daerah aliran sungai (DAS).
Selain itu, juga dilakukan penertiban penggalian pasir karena berpotensi terjadi kekeruhan sungai.
"Kami berharap pemerintah dan masyarakat melakukan penghijauan guna mencegah kerusakan daerah aliran sungai," ujarnya.
Ia mengimbau warga tidak menggunakan Sungai Cisadane untuk kebutuhan konsumsi minum, tetapi hanya dimanfaatkan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Alasanya, jika digunakan untuk dikonsumsi akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Saat ini, lanjut dia, hutan di daerah hulu sungai di kawasan Bogor gundul sehingga hujan tiba kondisi air tidak menyerap lagi ke dalam tanah.
Seharusnya, air hujan itu langsung menyerap ke dalam tanah apabila hutan itu tidak rusak seperti sekarang ini.
"Saya kira kekeruhan sungai juga banyak bangunan vila yang ada di daerah kawasan hulu. Saya minta bangunan itu dibongkar," katanya.
Sejumlah warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Cisadane mengatakan, sejak diguyur hujan beberapa hari terakhir kondisi air Sungai Cisadane keruh dan berwarna kecoklatan.
"Meskipun kondisi air sungai keruh, tapi kami menggunakan untuk keperluan sehari-hari," ujar Nurimah, warga Kota Tangerang.
"Saya kira kekeruhan air sungai itu diduga kerusakan di daerah hulu juga adanya penambangan pasir," kata Sudirman, seorang pencinta lingkungan Kota Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini kondisi air Cisadane tidak layak untuk dikonsumsi karena tingkat kekeruhan cukup parah.
Apabila dikonsumsi untuk keperluan memasak tentu harus dilakukan pengedapan agar kondisi air jernih dan bersih.
Selama ini, kata dia, sungai Cisadane berwarna coklat karena partikel tanah semakin tinggi akibat rusaknya daerah hulu sungai.
Kekeruhan air sungai itu tentu sangat memprihatinkan, sehingga perlu adanya penghijauan di daerah aliran sungai (DAS).
Selain itu, juga dilakukan penertiban penggalian pasir karena berpotensi terjadi kekeruhan sungai.
"Kami berharap pemerintah dan masyarakat melakukan penghijauan guna mencegah kerusakan daerah aliran sungai," ujarnya.
Ia mengimbau warga tidak menggunakan Sungai Cisadane untuk kebutuhan konsumsi minum, tetapi hanya dimanfaatkan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Alasanya, jika digunakan untuk dikonsumsi akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Saat ini, lanjut dia, hutan di daerah hulu sungai di kawasan Bogor gundul sehingga hujan tiba kondisi air tidak menyerap lagi ke dalam tanah.
Seharusnya, air hujan itu langsung menyerap ke dalam tanah apabila hutan itu tidak rusak seperti sekarang ini.
"Saya kira kekeruhan sungai juga banyak bangunan vila yang ada di daerah kawasan hulu. Saya minta bangunan itu dibongkar," katanya.
Sejumlah warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Cisadane mengatakan, sejak diguyur hujan beberapa hari terakhir kondisi air Sungai Cisadane keruh dan berwarna kecoklatan.
"Meskipun kondisi air sungai keruh, tapi kami menggunakan untuk keperluan sehari-hari," ujar Nurimah, warga Kota Tangerang.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/304976/sungai-cisadane-keruh-akibat-kerusakan-hulu
0 komentar:
Posting Komentar