Cerdas, bijaksana, berakhlak mulia. Dialah Muhammad saw. Rasul akhir
zaman, pemberi peringatan, suri tauladan terbaik bagi umat manusia.
Pembawa risalah penyempurna atas nabi-nabi yang terdahulu.
Dialah kekasih Allah, manusia yang terjaga dari kesalahan, sosok
pribadi sempurna, figur terbaik yang pernah ada di dunia. Ia di kagumi,
dicintai, sekaligus diikuti oleh umatnya yang beriman. Tidak heran
apabila orang barat sendiri mengakui bahwa beliau merupakan tokoh yang
paling berpengaruh di dunia. (Michael Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh
di Dunia).
Rasulullah sangat mencintai umatnya, itu tercermin bahkan di
saat-saat akhir hayatnya ia masih sempat mengucapkan
umati….umati…(umatku…umatku…). Sesaat sebelumnya, beliau juga sempat
bercakap-cakap dengan malaikat Jibril yang hendak mencabut
nyawanya:“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya
Rasulullah dengan suara yang sangat lemah. Jibril pun menjawab
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”
Namun hal itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, sorot matanya
masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya
Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” Tanya Rasul.
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada didalamnya,” Jawab Malaikat Jibril.
Subhanallah, betapa cintanya Muhammad kepada kita, sampai-sampai
menjelang akhir hayatnya pun masih memikirkan umatnya. Meskipun begitu,
memang tidak semua orang menyukainya.Ada juga orang-orang yang
membencinya. Itulah kaum kafir yang tidak mau menerima kebenaran Islam.
Yang mungkin telah dibutakan mata dan hatinya.
Ketika awal-awal dakwah beliau di Makkah, orang-orang kafir Quraysi
juga sangat membenci Rasulullah Saw, bukan karena pola sikapnya, namun
karena agamanya, karena ideologinya.
Mereka tidak rela agama nenek moyangnya diganti dengan Islam.
Berbagai halangan, rintangan, tuduhan miring, bahkan sampai percobaan
pembunuhan pernah dilakukan oleh mereka (kafir Quraysi) dalam merintangi
dakwah Islam. Merekalah musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.
Allah SWT berfirman: “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi
tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah
Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” (QS Al Furqaan: 31).
Dan kini, setelah beliau wafat pun, kedengkian orang-orang kafir itu tidak ada habisnya. Bahkan hingga kini.
Namun hal itu tidaklah mampu melunturkan kemuliaan sosok Muhammad
SAW. Ia tetaplah sang kekasih Allah, suri tauladan terbaik bagi manusia.
Kita sangat mencintainya, melebihi cinta pada diri ini. Apapun bisa
kita perbuat demi Allah dan Rasul-Nya.
Ilustrasi Oleh: Ali Mustofa Akbar Direktur Rise Media Surakarta
Sumber :
http://abihafiz.wordpress.com/2011/03/17/hikmah-cinta-rasul/
0 komentar:
Posting Komentar